Senin, 15 Juli 2013

SASTRA DALAM MASA

Jika selama ini kita mengenal manis pahitnya kehidupan, namun saat kita jatuh dalam pelukan sastra akan tertuang ribuan imajinasi yang berektual dan mengenang kisah dalam setiap masa manusia. karena itu, sastra merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masa yang indah ataupun kelamnya kehidupan.

Bukan aku berimajinasi
Bukan pula aku menuai harapan
Namun Dia hidup dalam tangan - tangan lembut
Yang memegang harapan setiap takdir hidup manusia
Sehingga tak ada satupun di dunia maupun di alam lainnya
Yang menggantikannya sebagai pengusung arah kehidupan

Banyak diantara kita mulai jenuh pada sastra yang selalu berpatokan pada nyaringnya bunyi - bunyi kehidupan yang sumbang, bahkan tak ada satupun yang mempunyai arti. 

Jika kita membuka hati
Akan terlihat ribuan pengemis sastra
Yang menjajakan cinta
Yang melantunkan bisikan kehidupan
Yang memalukan diri demi sastra
Bahkan ada yang rela mati demi sastra
Itu semua warna sastra yang mulai jenuh
Sampai tak ada arah lagi untuk menemukan hala yang baru
Sampai pada akhirnya
Para Nabipun bangkit memperbaiki sastra

Satra pada hakikatnya sebuah kalimat yang membuat siapapun mengaguminya tanpa mengharapakan sebuah nilai ekonomis dari orang yang membacanya. Namun pada kenyataannya, sastra tidak lagi menemukan rohnya sendiri, Dia mulai menghilang, Dia mulai tergantikan dengan harga matinya kehidupan yang bernilai ekonomis saja. Sungguh sangat murah harga sastra jika disamakan dengan ekonomisnya kehidupan, sehingga perlahan-lahan rohnya akan menghilang dari Dunia yang Fana ini. 

Mudah - mudahan itu tidak terjadi.
Sehingga roh tetap ada pada setiap urat nadi sastra.
Amin.

Jumat, 08 Juli 2011

RASA SASTRA

Jika kita ingin mengetahui rasa jika kita jatuh cinta kepada orang lain, maka rasa itu sama adanya dengan rasa kita mengenal sastra yang sulit untuk dihilangkan.

sastra adalah sebuah karya tulis yang dimiliki oleh seorang manusia dan terlahir dengan sebuah keindahan dari bahasa dan gaya imajinasinya.

sastra tak dapat dipisahkan dari perasaan sang penulis, sehingga sastra merupakan bagian dari inti dan alur sebuah kehidupan manusia.

rasa yang kita rasa
belum tentu tua
belum tentu muda

karena sastra mengikat
seperti jiwa
yang tenggelam pada tidurnya imajinasi
yang bertasbihkan hati nurani
bersama bunga - bunga kisah

karena itu sastra terlahir
bersama tangan dan jari jemari.

Rabu, 13 April 2011

MENGENAL SASTRA

Sastra dalam hidup ini penuh dengan tulisan, kalimat bahkan sikap yang terkesan indah dan penuh makna. Jika kita menangis, akan ada tawa, begitu juga sebaliknya. Jika hidup tanpa sastra seperti makanan tanpa ada bumbu penyedapnya.
Banyak orang tidak sadar dalam melakukan sastra, seperti adanya rasa sayang terhadap sesama ynag diungkapkan melalui suatu curahan hati yang membawa dia ke awang - awang. Banyak pula yang seringkali menangis, tertawa, bingung bahkan membodohi diri sendiri, yang secara manusiawi itu merupaka sebuah ekspresi dari lakon sastra itu sendiri yang menceritakan kehidupan nyata.

HIDUP MENGENALKU

Bukan akal yang kucari
Bukan daging yang kumakan
Tapi jiwa yang terjual
Bersama nurani yang kucari

Jika hidup memang nyata
Maka harapku, supaya hidup memberiku
Bukan membuangku
Bukan pulang mengikisku
Bersama sampah lainnya

Karena jujurku mengharap
Akan hidup yang membimbing
Pada jalanku bersama Tuhan
(Malam sebelum 14.04.2011/19.42 Wib/)